Rencana
Sabtu, 16 Desember 2023
“Besok pada mau ikut aksi bela Palestina di Monas nggak?” Tanya Ayah saat kami dalam perjalanan pulang. Usai mengambil rapot.
Dengan serempak, aku dan kedua adikku langsung menjawab mau. Tentu aku jawab mau, karena aku sudah pernah merasakan serunya mengikuti aksi bela Palestina di Monas saat tanggal 5 November 2023 lalu.
Percakapan itu berlanjut di rumah, saat aku bertanya secara rinci. Tapi ternyata setelah ditanya lagi, tempatnya bukan di Monas. Tapi di depan kedutaan besar Amerika Serikat. Aksi bela Palestina kali ini diadakan oleh Majelis Ormas Islam. Nah, untuk aksi bela Palestina besok, ada dress codenya nih. Yaitu untuk yang perempuan memakai pakaian warna hitam. Sedangkan yang laki-laki memakai pakaian berwarna putih. Aku baru tahu, ternyata acara aksi seperti ini bisa ada dress code nya juga. Soalnya waktu aksi pertama yang aku ikuti di Monas, tidak ada dress code nya.😁
Rencananya kami akan berangkat jam setengah 6.00, naik motor. Karena kami totalnya lima orang, jadi harus memakai dua motor. Awalnya adikku yang paling kecil tidak mau ikut. Karena takut ngantuk dan haus katanya. Tapi karena Eyang juga ada acara di waktu yang bersamaan dengan keberangkatan kami, mau tidak mau adikku harus ikut. Karena tidak ada yang menjaga dirumah.
Berangkat kesiangan
Ahad, 17 Desember 2023
Aku bangun seperti biasa. Karena kami akan pergi mengikuti aksi, aku langsung mandi setelah mengerjakan semua tugas rumah. Kami siap berangkat jam 6.20, itu sudah diselingi dengan pencarian tiga syal Palestina yang tak kunjung ketemu, juga kami yang bolak balik ke toilet. Padahal rencananya 5.30 sudah ngeng ke Monas. Sangat melenceng dari rencana.😅
Sudah berangkatnya siang begitu, Bunda pakai acara mampir ke SPBU untuk mengisi bensin. Tapi ternyata di SPBU ada banyak orang yang juga mau datang ke acara aksi bela Palestina ini. Aku melihat ada satu mobil yang berisi perempuan dengan pakaian serba hitam. Sepertinya mereka seumuran denganku. Mereka juga ingin mengikuti aksi bela palestina sepertinya. Lalu ada juga seorang bapak-bapak yang membawa bendera Palestina di motornya. Dan masih banyak lagi. Awalnya kukira sudah tidak ada lagi orang yang ingin ikut ke aksi ini. Mereka pasti sudah sampai di Monas sejak pagi tadi. Karena sekarang sudah sangat siang. Tapi ternyata masih banyak orang yang berkendara untuk bisa mengikuti aksi bela Palestina ini.
Jalanan sudah sangat ramai saat kami sampai untuk memarkirkan motor. Beberapa deretan bus sudah terparkir rapi di sisi pinggir jalan Kwitang, tempat kami parkir motor. Hal itu membuat kemacetan semakin parah. Setelah selesai memarkirkan motor dan memasang syal di leher masing-masing, kami lanjut berjalan kaki untuk sampai ke area aksi bela Palestina. Karena kami hanya punya tiga syal, jadi aku dan dua adikku yang memakai syal. Sementara Ayah memakai topi dengan bendera Palestina, dan sayangnya Bunda tidak memakai apa-apa. Kami berjalan kaki menuju depan kantor kedutaan besar Amerika Serikat yang sangat mendukung isriwil dalam membantai warga Palestina.
Lokasi yang penuh
Saat kami sampai ke lokasi, semuanya sudah padat dengan lautan manusia. Tak heran sih, karena memang kami berangkatnya siang. Jadi kedapatan di belakang, bahkan pedagang bubur dan ketoprak berada ditengah-tengah ribuan manusia. Tapi Alhamdulillah kami dapat tempat yang tidak sumpek di rerumputan. Tapi harus melewati perjuangan mengantri dan melewati sela-sela pagar. Ya, kami duduk di rerumputan yang sebenarnya tidak boleh di masuki. Tapi mau bagaimana lagi, kami bisa pingsan kalau tidak segera mencari tempat yang sedikit luang.
Kami sampai saat sedang pembacaan doa, jadi tidak terlalu terlambat. Tapi sayangnya kami tidak membawa makanan atau minuman sama sekali, jadi harus menahan rasa haus selama acara berlangsung. Apalagi dedek (adikku yang paling kecil), baru sebentar kami sampai dan duduk dia sudah manyun, ngambek. Anehnya, sama sekali tidak ada pedagang yang berjalan untuk menawarkan air mineral. Yang ada hanya pedagang yang menjual makanan. Sekalinya ada pedagang minuman, itu es teh manis. Sudah pasti kami tidak boleh. Akhirnya kami mengikuti acara sambil menahan rasa haus di tenggorokan. 🥲
Aksi bela Palestina kali ini mengundang Nisa Sabyan untuk menyanyikan lagu Atouna El Toufoule, dan Shoutul Harokah. Juga turut mengundang salah satu tokoh ulama, yaitu Ustadz Bachtiar Nasir. Beliau membuat yel-yel untuk menambah semangat para pendukung Palestina. Begini liriknya:
- Julid, julid, Fi sabilillah
Fi sabilillah, sekarang juga
- Boykot, boykot, Fi sabilillah
Fi sabilillah, sekarang juga
Dua-duanya memakai nada lagu Menanam Jagung yang diciptakan oleh Ibu Sud. Hanya dua yel-yel itu yang aku ingat, yang lainnya lupa.🥲
Semangka gratis
Setelah acara selesai, kami bergegas pulang. Tidak lupa harus kembali berdesak-desakan mengantre agar bisa keluar dari area rumput. Setelah berhasil lolos dari pengapnya antrean, kami langsung membeli air minum. Karena dari awal kami datang, kami sudah kehausan. Setelah menghilangkan dahaga, kami lanjut jalan ke tempat parkiran motor. Di tengah perjalanan, ada orang yang membagikan semangka gratis. Sebagai simbol Palestina. Aku dan adik-adik mengambil masing-masing satu potong.
Kami makan semangka menumpang di tikar seorang ibu-ibu yang duduk di dekat para pedagang. Bunda meminta izin untuk menumpang minum sebentar. Sebagai basa-basi, Bunda bertanya asal kota ibu itu. Ternyata ibu itu berasal dari Cirebon, dan ke Jakarta naik bus bersama teman-temannya. Tidak tanggung-tanggung loh, dari luar kota pun banyak yang rela menempuh perjalanan jauh untuk mendukung Palestina. Setelah basa-basi dan selesai minum, kami berterima kasih dan pamit untuk pulang.
Tak kusangka, ternyata di jalan raya Ridwan Rais banyak sekali ibu-ibu bersama rombongannya yang menggelar tikar. Penuh sekali pokoknya, sampai tak ada satupun mobil atau motor yang bisa lewat. Sepertinya rombongan yang berada di jalan raya berasal dari luar kota. Mungkin karena perjalanan jauh, jadi sampainya siang.
Karena ramainya orang yang juga mau pulang, kami tidak bisa jalan di trotoar. Karena sudah terlalu padat. Akhirnya kami berjalan diantara mobil-mobil yang terkena macet agar cepat sampai di parkiran. Setelah akhirnya sampai ke parkiran, kami langsung pulang. Tapi ternyata tidak langsung pulang, karena Ayah mengajak kami makan mie ayam dulu.😁