Gowes Menemani Bunda Ke PMI

Hari Ahad pagi, aku bangun dan langsung memberi makan Chiko kucingku. Di Mushola terlihat Bunda sedang duduk memakai mukena dan beralaskan sajadah. Selesai memberi makan Chiko, aku segera berwudhu untuk melakukan sholat Subuh.

“Bunda mau gowes Bun?” tanyaku selepas sholat.

“Mau” jawab Bunda singkat.

“Kakak ikut ya” pintaku.

“Iya” lagi-lagi jawaban singkat yang Bunda keluarkan.

Tak lama kemudian, Adik pertamaku bangun dan segera sholat. Setelah adikku selesai sholat, Bunda meminta tolong kepadaku untuk mengambilkan jilbab. Adik terakhirku sedang tidur nyenyak di kamarku. Karena lemari jilbab ada di dalam kamarku, jadi aku harus membuka lemari perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat adikku bangun. Tapi, saat aku sudah mengambil jilbab Bunda dan bersiap keluar kamar, adik terakhirku bangun. Aku berlari ke arah Bunda yang sudah ada di tangga. Saat Bunda, aku, dan adik keduaku sudah mengambil sepeda dan siap gowes. Adikku yang terakhir berlari ke tangga.

“Bunda, adek mau ikut” rengeknya.

“Tidak dek. Tadi dedek sudah Bunda tunggu agak lama tapi tidak bangun juga. Jadi, Bunda jalan aja deh sama kakak-kakak” jawab Bunda detail.

“Nunggunya agak lama juga lho dek” sambungku. 

Jadilah kami bertiga gowes yang terdiri dari adik pertamaku dan Bunda.

 

Suasana pagi di jalan masih sepi. Udara terasa sangat menyegarkan. Saat sedang gowes, Bunda mengajak aku dan adik ke PMI.

“Kak, ke PMI yuk” ajak Bunda.

“Ayo, Bunda mau donor darah ya?” tanyaku.

“Iya dong” jawab Bunda singkat.

Kami sudah sepakat kalau akan ke PMI. Jadi, kami gowes tapi dengan tujuan yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya, kami gowes di daerah sekitar tempat tinggal saja. Tapi, kali ini sangat berbeda yaitu PMI.

 

Sampai di PMI, kami memarkirkan sepeda dan berjalan ke tempat pengambilan formulir. Setelah Bunda mengambil formulir kami masuk kedalam dan menunggu Bunda mengisi formulirnya. Setelah mengisi dan memberikan formulirnya kepada petugas PMI, Bunda meminta tolong kepadaku untuk mengambilkan air minum. Aku berlari ke tempat air dan mengambil satu gelas dan mengisikan air. Setelah gelas penuh, aku berjalan agak cepat ke arah Bunda yang sedang duduk dan memberikan segelas penuh air. Setelah Bunda minum, aku merasa haus dan minum juga. Tak lama setelah aku minum, Bunda dipanggil untuk tes HB. “Alhamdulillah, Bunda boleh mengikuti donor darah” ucap Bunda senang.

Setelah itu Bunda dipanggil lagi untuk tes dokter. Setelah tes dokter, Bunda masuk ke ruangan dimana ruangan ini lah para pendonor mendonorkan darahnya. Alhamdulillah aku diperbolehkan masuk untuk menemani Bunda donor darah. Aku  dan adik menunggu Bunda sambil duduk di kursi yang disediakan. Akhirnya, Bunda selesai mendonorkan darahnya. Setelah donor, aku, adik, dan Bunda berjalan ke kantin untuk mengambil makanan yang disediakan. Aku dimintai tolong Bunda mengambil makanannya. Bisa memilih dibungkus atau makan ditempat. Bunda memilih dibungkus. Aku diberikan susu coklat untuk berdua dengan adik. Setelah minum susu, kami bertiga pulang ke rumah. Tapi, ditengah jalan, Bunda mengajak beli kelapa muda dulu. Aku mengiyakan dengan girang. Setelah sampai ke tempat kelapa, Bunda menawarkan kepadaku dan adik ingin makan ditempat atau dibawa pulang. Aku dan adik memilih makan disana. Setelah menyantap kelapa muda, Bunda memesan dua kelapa lagi untuk dibawa pulang. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang. Setelah sampai, ternyata adik terakhirku beli bubur dengan Ayah. Alhamdulillah, aku dan adik keduaku dibelikan. Aku senang sekali 😄.

Terima kasih sudah membaca ceritaku. Semoga menghibur dan bisa menjadi inspirasi. Jangan lupa kasih komentar dan share ceritaku ya! Terima kasih
Logo anbita

Anbita

Hai, aku narablog cilik. Blog Anbita berisi tulisanku tentang cerita dan pengalaman.

Baca Juga

Copyright @2023 | Anbita