Jalan-jalan ke Curug Cilember

Ajakan ke Curug Cilember

Baru pertama kali aku mendapat ajakan dari Ayahku untuk jalan-jalan ke curug. Ini pun karena bertepatan dengan hari ulang tahun adikku yang kecil. Awalnya dedek meminta untuk berenang di waterboom sebagai hadiah ulang tahun. Tapi entah kenapa Ayah mengajak kami ke curug. Sebenarnya aku memang sudah lama ingin merasakan air terjun di curug. Jadilah kami sekeluarga berangkat ke Curug Cilember pada 23 Mei 2024 kemarin. 

Curug

Sedikit pengetahuan, mungkin sebagian para pembaca masih bingung dengan perbedaan curug dan air terjun. Curug dan air terjun sebenarnya sama. Curug adalah air terjun dalam bahasa Sunda ya. Cilember adalah namanya. Kenapa kebanyakan nama curug, danau, dan semua tempat yang berhubungan dengan air diawali dengan kata “Ci”? Karena dalam bahasa Sunda “Ci” artinya air.

Jalan ke Curug Cilember

Kami jalan dari rumah sekitar jam 6.00. Dari rumah kami sudah membawa baju ganti, sarapan, dan perlengkapan berenang lainnya. Selama di perjalanan, aku dan kedua adikku menanti saat kami sudah sampai di curugnya. Maklum, biasanya yang dadakan lebih menantang.

Seperti biasa, siapa sih yang kalau jalan-jalan ke tempat yang asing tidak pakai google maps? Mungkin ada, tapi aku dan keluarga masih selalu memakai google maps. Pepatah biasanya kan mengatakan “Malu bertanya, sesat di jalan.”. Karena zaman sudah canggih, jadi kita manfaatkan kecanggihan zaman ini dengan memakai google maps. Daripada beneran nyasar, kan🤭

Sarapan

Kami sampai di curug Cilember kurang lebih jam 9.00. Karena dari berangkat tadi kami sama sekali belum sarapan, akhirnya kami memutuskan untuk sarapan lebih dulu di mobil. Dari rumah Ayah memang sudah menyiapkan nasi uduk untuk kami sarapan. Setelah selesai makan, kami berjalan ke curug dari tempat parkiran. Tidak terlalu jauh dari parkiran, loket pembelian tiket, dan air terjun di curugnya. 

Masuk ke Curug Cilember

Sebelum masuk Ayah membeli tiket untuk kami semua yang berjumlah lima orang. Setelah itu baru kami masuk untuk merasakan air terjun. Saat baru masuk, kami melihat para anak pramuka yang sepertinya akan mengadakan acara kemah bersama. Antara anak SMP atau SMA. Aku sendiri sudah sering ikut kemah dari sekolah, baik dari SD maupun SMP. Lanjut, kami berjalan sambil beberapa kali beristirahat di pendopo kecil. Padahal sebenarnya jarak dari loket tiket ke air terjun tidak jauh. 

Air Terjun

Sampai di air terjun, kami menghembuskan napas lega. Akhirnya sampai juga. Tapi setelah melihat keliling, ada tangga lagi. Mungkin itu untuk jalan ke curug yang entah nomor berapa. Karena curug ini memiliki nama lain Curug Tujuh. Tadinya kami berniat untuk berjalan ke atas, naik tangga lagi. Tapi karena tangga licin dan tidak ada pegangan, kami tidak jadi. Bunda bertanya ke pengunjung lain yang dari atas, tapi ternyata diatas tidak ada apa-apa. Kalau mau berendam, lebih baik di air terjun ini, katanya. Di atas juga tidak ada air terjunnya. 

Berendam di Curug

Akhirnya kami turun dan menyewa tikar untuk Ayah yang ternyata tidak ikut berendam di air terjun. Setelah menaruh barang yang tidak mungkin dibawa berendam, kami langsung menceburkan diri ke curug. Pemandangan dari sebelum kami menceburkan diri sudah sangat sejuk. Setelah menceburkan diri? Jangan ditanya, saking sejuknya sampai membuat kami menggigil. Di curug cilember yang kami tempati, ini ada dua air terjun. Satu air terjun yang kecil, satu lagi besar. Oh iya, ada tingkatnya juga loh. Kalau tidak salah sepertinya ada empat tingkat. Air terjunnya berada di tingkat paling atas. 

Setelah menceburkan diri, aku yang paling pertama maju untuk mencapai air terjun pertama (air terjun yang kecil). Sedangkan kedua adikku masih dibelakang, takut-takut untuk maju. Mereka masih di belakang, saat aku sudah memposisikan diri dibawah air terjun pertama. Saat diguyur air terjun, segar sekali rasanya. Dingin, tapi aku tidak masalah dengan dinginnya. Aku, bunda, dan adik-adik bermain di curug sampai puas. Tapi sayang, adik kecilku masih takut sepertinya dengan air terjun. Jadi dia memilih untuk bermain air di tingkat kedua dari paling bawah. Entahlah, kenapa dia memilih bermain air disana. Padahal airnya terlihat sangat keruh. 

Puas Berendam

Setelah puas bermain air, aku dan adik langsung bilas di toilet yang disediakan. Lumayan lah ya, untuk tempat wisata di curug toiletnya bersih. Sayang tidak ada lampunya. Tapi tak apa, yang penting bisa digunakan dengan baik. Selagi aku dan Adikku membersihkan diri, Bunda masih menemani Dedek bermain air. Maklum, selaku pihak yang diberi hadiah oleh Ayah ke curug. Mana mau dia menyia-nyiakan kesempatan seperti ini. 

Aku sebenarnya memutuskan untuk buru-buru bilas karena sudah banyak yang berendam juga. Kebetulan ada satu sekolah SD yang sedang study tour sepertinya. Mungkin memang sudah waktunya bergantian, kami juga sudah cukup lama. Sudah puas juga sebenarnya, merasakan siraman dua air terjun. 

Selesai aku dan Adikku bilas, gantian Bunda dan Dedek. Sambil menunggu, Aku dan Adikku duduk-duduk bersama Ayah di tikar yang sudah kami sewa. Tak lama menunggu, kami langsung kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Karena di tengah hari biasanya jalan arah Jakarta ditutup (kata Ayah), akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke atas. Melewati kabupaten Cianjur untuk sholat dan makan siang. Barulah, selesai makan kami jalan pulang. Tak lupa, beli oleh-oleh di Dairy Land. 

Para pembaca sendiri bagaimana? Ada yang pernah merasakan air terjun di Curug? Atau bahkan sering? Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menuliskan komentar. Baca juga ceritaku yang lain!

Terima kasih sudah membaca ceritaku. Semoga menghibur dan bisa menjadi inspirasi. Jangan lupa kasih komentar dan share ceritaku ya! Terima kasih
Logo anbita

Anbita

Hai, aku narablog cilik. Blog Anbita berisi tulisanku tentang cerita dan pengalaman.

Baca Juga

Copyright @2023 | Anbita