Hari Selasa kemarin, aku diajak Bunda untuk jalan-jalan sambil mencoba naik kereta LRT. Yang katanya, diresmikan dan dibuka mulai tanggal 2 Juli 2023. Yap, seperti yang tertera di judul, kami jalan-jalan tanpa uang. Benar-benar nggak ngeluarin uang loh. Kami memanfaatkan kendaraan umum seperti Transjakarta dan JakLingko untuk ke stasiun LRT-nya. Tapi kalau pergi jalan-jalan dengan Bunda pasti ada syaratnya. Tidak susah juga sih sebenarnya kalau buatku, tapi tidak tahu kalau buat Dedek, haha. Syarat yang Bunda berikan yaitu tidak rengek-rengek, tidak boleh minta jajan, dan harus kuat jalan. Karena kali ini kami akan mengandalkan kaki untuk pergi jalan-jalan. Aku dan Adik langsung setuju dengan syarat itu, tapi tidak dengan Dedek, dia masih memikirkan kuat atau tidak. Tapi pada akhirnya dia tetap setuju karena takut ditinggal dirumah sendirian.
Kami jalan kurang lebih jam setengah sepuluh. Dari rumah kami jalan kaki untuk naik Jak23 di palang pemberhentian terdekat dari rumah yang sebenarnya sedikit jauh. Untungnya kami bisa langsung naik karena mobilnya sampai bertepatan dengan kami yang juga sampai ke palang pemberhentiannya. Kami naik mobil JakLingko sampai Matraman dan lanjut berjalan kaki ke halte busnya.
Sampai di halte, kami nge-tap kartu untuk masuk ke area tunggu halte. Setelah semua selesai nge-tap, Bunda bertanya kepada petugas Transjakarta, kalau ke Dukuh Atas naik bus yang mana. Kami diarahkan untuk naik bus Transjakarta 4 jurusan Pulo Gadung dan turun di halte Dukuh Atas. Saat busnya datang, kami masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. Tapi karena ramai, kami tidak kedapatan tempat duduk, akhirnya kami berdiri sambil memegang pegangan yang digantung diatas bus.
Kami turun di halte Dukuh Atas, dari halte sudah terlihat stasiun LRT-nya. Begitu keluar dari bus, Bunda langsung bertanya kepada petugas yang ada di halte, kalau mau naik LRT kemana. Tapi ternyata, kata petugas Transjakarta nya LRT masih belum buka sekarang. Baru akan dibuka pada tanggal 12 Juli 2023. Aku mendengar itu langsung kecewa, begitupun kedua adikku. Tapi kami masih bisa jalan-jalan kok, pakai rencana kedua kami yaitu naik bus tingkat. Karena Dedek belum pernah naik bus tingkat, sebenarnya pernah sih, tapi waktu dia masih bayi dan masih digendong Bunda.
Dengan petunjuk dari petugasnya, kami menunggu bus Transjakarta yang ke arah Monas. Setelah busnya datang, kami naik dan mencari tempat duduk, alhamdulillah dapat. Selang beberapa halte, pemberhentian selanjutnya akhirnya dibacakan, yaitu Monas. Kami turun di halte Monas dan naik di bus yang menuju halte Ikatan Restoran dan Taman Indonesia atau biasa disebut IRTI. Di Irti kami turun dari bus dan duduk dulu sebentar melepas pegal. Setelah setuju akan naik bus tingkat, kami menyebrang ke tempat naik bus tingkat. Sebenarnya aku tidak yakin akan cepat dapat bus dan naik, karena yang mengantri sangat banyak.
Di tempat antri, Bunda bertanya ke petugas yang ada disana, tapi aku tidak tahu Bunda bertanya apa, karena aku menunggu sedikit jauh sambil menjaga dua adikku. Orang-orang yang mengantri sangat banyak dan banyak yang keluar dari barisannya. Itu yang menyebabkan jadi terlihat acak-acakan, tidak teratur, dan pengap. Di antrian itu, ada tiga jurusan yaitu BW2, BW4, dan BW9. BW2 adalah bus yang akan ke PIK, BW4 adalah bus yang atapnya terbuka, dan BW9 adalah bus yang akan ke Istiqlal-Juanda. Kami akan naik bus BW4 yang atapnya terbuka. Saat kami baru masuk ke dalam barisan, satu bus datang dan antrian di barisanku mulai maju karena berkurang.
Kami mengantri lama banget, asli deh kita sampe capek banget padahal nggak ngapa-ngapain. Ganti-gantian menjaga barisan, gerah, pusing karena sumpek dan orang-orangnya banyak banget. Setiap ada bus tingkat yang terlihat dari kejauhan, semuanya langsung berdiri dan kembali ngantri ke barisan, wkwk.
Setelah penantian yang sangat lama, akhirnya bus yang dinanti-nanti oleh seabrek orang ini datang juga. Yang duduk, yang menggelosor di tanah, anak kecil yang main-main sambil menunggu busnya datang, semua kembali semangat dan berbaris lagi kedalam barisannya. Tapi tiba-tiba, ada bapak-bapak yang menyelak antrian. Bunda yang melihat itu langsung protes agar bapak itu antri di belakang. Teriakan Bunda disambut oleh semua ibu-ibu yang ikut kesal. Mana bisa main selak begitu aja, nggak ngerasain ya udah capek nunggu sampe pegal-pegal. Eh pas busnya datang diselak, mana ada orang yang terima gitu aja! Jadi ikutan kesel kann, haha.
Setelah kasus bapak-bapak yang menyelak, semuanya kembali menunggu antrian untuk masuk ke bus. Cukup lama kami menunggu karena tap kartunya memang lama. Setelah kami memberikan kartu ke petugas untuk di tap, kami bisa masuk ke dalam bus tingkatnya.
Akhirnyaa, setelah berjam-jam capek menunggu sampai lumutann, kami bisa masuk jugaa, haha candaa, tapi beneran capek. Tapi setelah kami naik dan mau masuk ke area yang terbuka, ternyata sudah penuh. Jadi kami duduk di kursi dulu agar nanti tidak repot karena tidak dapat kursi. Urusan foto-foto bisa nanti bergantian dengan Bunda atau Adik dan Dedek ku. Setelah semua kursi terisi penuh, bus mulai berjalan.
Dari mulai perjalanan sampai akhir kembali lagi ke halte Irti, petugas akan menjelaskan kita berada dimana dan sejarah singkat sebuah bangunan atau patung. Tapi sayang, kami tidak naik bus tingkatnya sampai akhir kembali lagi ke Irti. Kami turun di halte Monas karena sudah capek dan ngantuk juga. Dedek pun sudah manyun dan lemas karena capek saat menunggu tadi. Kami pulang naik Transjakarta lagi dari halte Monas dengan tujuan ke Dukuh atas.
Rutenya sama seperti berangkat tadi, cuma di balik saja. Setelah transit di halte Dukuh Atas, kami naik bus yang ke arah Matraman. Dari Matraman, kami naik Jak23 seperti pagi tadi. Sampai di pemberhentian dekat rumah, kami mampir ke tukang es kelapa, karena haus dan capek. Setelah itu kami pulang deh, hari itu kami benar-benar capek dan teler karena menunggu satu bus saja, haha. Gimana nih, ada yang tertarik untuk ikut mencoba jalan-jalan gratis kayak kami? Jangan lupa komen ya!