Pawai 17 Agustus 2023

Kira-kira ada tidak ya, orang yang sama sekali belum pernah ikut pawai? Kalau aku dan keluarga sih, tidak ya. Karena setiap tanggal 17 Agustus aku dan kedua adikku selalu ikut pawai. Meski pada awalnya merasa malaas sekali, karena entah kenapa setiap 17 Agustus di Jakarta selalu panas. Begitu pada waktu 17 Agustus kemarin, panasnya sangat terik. Tadinya aku tidak mau ikut, biar kedua adikku dan Ayah saja yang ikut. Akhir-akhir ini aku memang sangat malas untuk keluar rumah. Tapi pada akhirnya aku tetap ikut, karena dipaksa adikku, haha. Walaupun dipaksa, aku tetap menerima ajakannya sih. Setelah memutuskan untuk ikut, aku dan adikku langsung bergegas bersiap-siap. Karena Ayah dan adikku yang terakhir, sudah siap dari sebelum kami memutuskan akan ikut atau tidak.

Pawai

Seperti biasanya, pawai selalu meriah karena banyak anak anak yang mengikutinya. Aku sendiri saat kecil dulu selalu ikut. Menyewa baju adat, dan ikut pawai bersama teman-teman. Karena adikku sudah tidak sempat untuk menyewa baju untuk pawai hari ini, dia hanya memakai baju seragam sekolahnya. Lalu aku dan adikku yang besar memakai baju bebas, karena kami hanya menemani. Sebenarnya aku ikut karena kasihan dengan adikku yang kecil, karena dia tidak punya teman sama sekali di lingkungan rumah. Kebanyakan sudah besar sepantar aku, itupun kurang akrab juga denganku. Jadi dia tidak bisa pawai bersama temannya, berbeda dengan aku dan adikku yang besar dulu. 

Setelah semua siap, kami berangkat menuju kantor RW kami. Karena jaraknya dekat, kami berjalan kaki. Sampai di kantor RW, sudah banyak anak anak yang akan ikut pawai. Yang tak aku sangka, ternyata banyak juga anak yang seusia denganku, atau bisa lebih tua dariku malah, mereka memakai baju adat. Awalnya aku ingin memakai baju TSPM (Tapak Suci Putera Muhammadiyah) sekolah, tapi rasanya sudah tidak pantas, haha. Karena menurutku dengan usia remaja ku ini, sudah tidak pantas lagi ikut ikutan pawai, haha. Pantasnya jadi karang taruna (yang memang ingin aku ikuti). 

Kami menunggu tak terlalu lama di kantor RW, menunggu kakak kakak karang taruna merapikan barisan pawai. Adikku yang paling kecil berada dalam barisan yang memakai baju seragam SD. Sedangkan aku, ayah, dan adikku (yang besar) hanya menunggu di pinggir dan mengikuti dedek pawai dari samping. Barisan sudah rapi, dan rombongan drumband di depan sana mulai berjalan. Sampai giliranku, ayah, dan kedua adikku berjalan. Kami mulai berjalan pelan, dengan beberapa kali berhenti untuk merapikan barisan. 

Rute yang berbeda

Awalnya aku yakin kalau rute pawai kali ini sama dengan rute pawai tahun tahun kemarin. Tapi nyatanya aku salah. Rutenya diubah entah kenapa, mungkin memperpendek jarak supaya tidak terlalu jauh. Tapi sebenarnya tidak jauh sih, jika dibandingkan dengan pawai pada masa Bundaku kecil. Tujuannya tetap sama, yaitu kantor RW – Kelurahan – kantor RW. Hanya saja rutenya berbeda, dan menjadi lebih dekat. 

Saat sudah ingin memasuki jalan yang akan bersambung ke kelurahan, para karang taruna memisahkan anak anak yang memakai pakaian pawai dengan orang tua yang menemani. Dikarenakan adanya penilaian dari juri di kelurahan nanti. Aku, ayah, dan adikku yang besar pun ikut berjalan di pinggir. Agar anak anak yang ikut pawai tidak bercampur dengan kami yang hanya menemani.

Di depan kelurahan, ternyata ada eyangku yang ikut menonton bersama salah satu tetangga depan rumah. Eyang duduk di trotoar pinggir jalan. Aku tak sengaja lihat saat sedang foto foto. Tapi aku pulang duluan bersama ayah dan kedua adikku saat sudah selesai dinilai oleh kelurahan. Karena eyang masih ingin menonton pawai dari RW lain. 

Pulangnya, ayah kerumah pak RT untuk mengambil konsumsi yang diberikan kepada anak yang ikut. Ayah mengambilkan untuk kami bertiga. Isinya satu orang mendapat nasi ayam kotak, minuman teh, lalu dua buku. Karena lapar, kami makan ayamnya bersama dirumah. Hehe.

Kalau pengalaman kalian pawai 17 Agustus tahun ini gimana? Seru atau malah tidak seru? Cerita di kolom komentar ya! Jangan lupa juga baca ceritaku yang lain. Sampai jumpa di postingan selanjutnya!

Terima kasih sudah membaca ceritaku. Semoga menghibur dan bisa menjadi inspirasi. Jangan lupa kasih komentar dan share ceritaku ya! Terima kasih
Logo anbita

Anbita

Hai, aku narablog cilik. Blog Anbita berisi tulisanku tentang cerita dan pengalaman.

Baca Juga

Copyright @2023 | Anbita