“Bunda … Tadi Pak Tiko kasih surat ini.” seruku dari bawah. Pak Tiko, RT ku baru saja mengantarkan amplop berisi surat.
“Tolong bawa ke atas ya.” jawab Bunda dari atas.
“Siap Bun ….” ujarku.
“Wah malam Sabtu pekan besok akan ada bazar meriah nih. Suzy mau jualan bareng Bunda tidak?” tanya Bunda setelah membaca surat pemberian pak RT.
“Mau Bun, sepertinya seru.” jawabku girang.
“Yasudah, kan masih ada sepekan lagi kita manfaatkan untuk mencari ide dan persiapan jualan ya. Kalau soal gerobak nanti Bunda tanya Ayah. Untuk sekarang kamu pikirkan apa yang akan kita jual.” jelas Bunda panjang lebar.
“Baik Bun. Suzy ke kamar dulu ya mau cari ide jualannya.” ucapku semangat.
“Iya.” jawab Bunda singkat.
Aku segera melangkah ke kamar. Dikamar aku memikirkan apa yang akan kujual bersama Bunda di Bazar Meriah. Ini kali pertama aku berjualan. Sebelumnya aku belum pernah berjualan sama sekali. Jadi aku belum terlalu bisa mencari ide jualan karena belum berpengalaman. Beberapa menit kemudian muncul ide yang membuatku tercerahkan. Dengan langkah semangat, kubuka pintu kamar dan berlari mencari Bunda. Ternyata Bunda sedang memasak makan siang di dapur.
“Bunda Suzy sudah ada ide!” teriakku.
“Apa idenya?” tanya Bunda ikut senang.
“Bagaimana kalau kita buat kue lalu minum nya kita buat Es mangkok?” tanyaku.
“Boleh juga idemu itu. Tapi kuenya apa?” tanya Bunda.
“Apa ya ….” gumamku sambil berfikir.
“Ahaa … Gimana kalau kue nya pancake saja Bun?” seruku setelah mendapat ide.
“Waah keren ide kamu Zy. Nanti Bunda coba buat yang enak deh pancake nya. Es mangkoknya belum ada mangkoknya, nanti kamu beli dulu ya?” ucap Bunda.
“Iya Bunda.” jawabku.
Setelah makan siang, aku siap-siap ke warung untuk membeli peralatan.
“Bunda, Suzy ke warung ya ….” ucapku sedikit kencang.
“Iya, hati-hati ya.” jawab Bunda.
“Iya Bunda.” balasku sambil membuka pintu.
Sesampainya di warung aku segera memesan apa yang harus dibeli. Untungnya sore ini warung sedang sepi.
“Hmmm … kalau dilihat dari bahan-bahan yang kamu beli, sepertinya kamu mau membuat kue ya Suzy?” tanya Mang Ucok yang sedang memasukkan pesananku sambil menghitung harga.
“Hehe, iya nih Mang. Aku sama Bunda mau jualan di Bazar pekan besok.” jawabku.
“Ooo.” ujar Mang ucok sambil mangut-mangut.
Selesai membayar aku langsung pulang. Dirumah, Bunda dan Ayah ternyata sedang mencari ide untuk gerobak jualannya.
“Bunda, bahannya sudah semua kan? Ada yang kurang tidak?” tanyaku sepulang dari warung.
“Tidak kok, nanti kalau kurang bisa beli lagi. Tapi sepertinya sudah cukup.” jawab Bunda.
“Ayah sedang apa?” tanyaku pada Ayah.
“Cari ide untuk gerobak jualan kamu dan Bunda. Suzy bantu cari ide dong.” jawab Ayah.
“Siap Yah ….” jawabku.
Beberapa menit kemudian, terdengar ketukan pintu pagar rumah. Aku berlari membuka pintu. Setelah melihat siapa yang datang, ternyata itu adalah Vera. Dia sahabatku sejak TK.
“Hai Ver, ada apa nih? Mau main? Tapi kok bawa sepeda?” tanyaku setelah membukakan pintu pagar.
“Iya. Kata Mamaku ada taman baru loh … Kesana yuk?” ajaknya.
“Boleh, tapi aku tidak tahu jalannya.” jawabku.
“Sebentar, aku izin Bunda dulu ya ….” lanjutku.
“Iya.” jawab Vera singkat.
Setelah izin aku mengambil sepeda lipatku. Aku dan Vera mengayuh sepeda bersama menuju taman yang dimaksud Vera. Sesampainya disana kami menuju ke perpustakaan untuk membaca buku. Ternyata disana ada buku panduan memasak, dengan semangat aku mengambil buku itu lalu membacanya. Beberapa menit kemudian.
“Suzy, pulang yuk sudah sore nih.” ajak vera.
“Yaah, padahal aku belum selesai baca buku ini.” jawabku layu.
“Pinjam saja, bisa kok.” ucap vera memberi solusi.
“Siap, sebentar ya Ver.” balasku sambil berjalan ke meja penjaga.
“Kak, aku pinjam buku ini ya. Boleh kan?” tanyaku.
“Boleh, tapi tidak boleh rusak ya. Oh iya, tidak boleh lewat dari satu pekan pinjamnya.” jelas Kakak itu.
“Iya Kak, aku pinjam ya ….” ucapku sekali lagi.
“Iya ….” jawab Kakak itu sambil tersenyum.
Sepulang dari taman aku langsung mandi dan memberi tahu Bunda tentang buku resep itu. Ternyata setelah dibaca Bunda, ada resep pancake dan es mangkoknya. Kami senang sekali. Untuk soal gerobak kami masih belum menemukan solusinya. Tapi ayah sudah membelikan hiasan untuk gerobak kami. Juga celemek dan topi koki untukku dan Bunda. Hiasannya ada yang bertuliskan ‘Es Mangkok dan Pancake ala-ala’ loh. Aku senang sekali. Sambil mencari ide aku membaca buku resep yang kupinjam. Tidak lama kemudian aku menemukan ide untuk gerobak. Kami bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang masih kuat untuk menopang beban yang cukup berat. Aku segera menyampaikan pendapat kepada Ayah.
Ternyata Ayah setuju, tapi kami belum menemukan barang yang tepat untuk digunakan menjadi meja. Hari sudah beranjak malam, aku memutuskan untuk beristirahat.
Keesokan harinya, aku dan kedua orangtuaku melanjutkan mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk berjualan di bazar. Jadi saat bazar, kami tinggal menjual saja.
Di hari bazar
Setengah Jam lagi acara bazar dibuka. Aku bersama kedua orangtuaku bersiap-siap sambil merapikan dan menata dagangan kami di meja kami. Aku senang sekali, karena ini adalah pertama kali aku berjualan di bazar.
“Semoga dagangan kami laris manis Ya Allah ….” Doaku dalam hati.
Tiga puluh menit kemudian bazar dibuka. Orang-orang mulai berdatangan, satu persatu melihat-lihat dagangan yang dijual. Termasuk dagangan ku, ada beberapa juga yang langsung membeli dagangan ku. Para pembeli silih berganti dari toko ke toko, mencari dagangan yang ingin mereka beli. Tak terasa, waktu terasa begitu cepat, dagangan ku juga sudah banyak yang terjual. Tersisa sedikit lagi.
30 menit kemudian, dagangan kami sudah laris manis terjual. Kami membereskan dan membawa pulang barang-barang kami. Setelah itu Ayah dan Bundaku mengajak untuk ke bazar lagi, karena tadi kami belum berkeliling bazar. Aku sangat senang hari ini, bisa merasakan pengalaman berjualan di bazar.