Pentas Seni di Gedung Kesenian Miss Tjitjih

Pentas seni di Miss Tjitjih

Pentas Seni Tahunan

Setiap tahunnya, sekolahku memang mengadakan pentas seni untuk mengembangkan bakat-bakat para siswa dan siswinya. Jadi semua murid yang memiliki kebisaan dalam hal seni boleh menunjukkan di panggung pentas seni ini. Tapi untuk kali ini, kami pentas per kelas. Jadi setiap kelas wajib mengirim perwakilan untuk tampil di panggung. 

Gedung Kesenian Miss Tjitjih

Pentas seni ini diselenggarakan di gedung kesenian Miss Tjitjih Kemayoran. Sedikit berbeda dari tahun kemarin yang diadakan di aula sekolah kami. Kelasku sendiri merencanakan untuk menampilkan salah satu drama dari film kartun. Maklum, wali kelas kami orangnya random dan kocak. Pensi tahun lalu kami juga menampilkan drama dari upin-ipin yaitu Gembala Biri-biri. Kali ini juga musyawarah untuk memilih film kartun apa yang akan ditampilkan. Pokoknya kami tidak jauh dari tampil film kartun deh.😅

Jadi Tim Properti

Sesudah musyawarah, kami sepakat untuk menampilkan Boria Suka-suka dari film dua botak kembar. Lanjut tahap pemilihan pemain, alhamdulillah aku tidak terpilih untuk ikut tampil. Aku jadi tim properti yang menyiapkan semua pernak-pernik untuk tampil. Mulailah kami membuat tiang ondel-ondel seperti di filmnya. Lalu untuk payung, kami bingung untuk beli payung yang model china-china begitu.🤭

Setelah tiang ondel-ondel jadi, aku terpikirkan ide untuk membuat payung dari karton. Awalnya hanya iseng mencari cara membuat payung dari origami di aplikasi merah. Ternyata ada yang mudah untuk dibuat. Apalagi kami baru membuat h-1, tapi masih bisa. Hari itu juga, kami meminta tolong anak laki-lakinya untuk membeli karton dan keperluan lain. Sementara itu, aku sambil menunggu mereka mencari cara yang lebih mudah dari yang awal. Kalau ada yang mudah, kenapa harus yang susah?

Pembuatan Payung

Karton sudah ada, tinggal pembuatannya yang belum. Dimulai lah pembuatan dua payung yang bisa dibilang ‘nekat’ ini. Dengan modal bahan seadanya dan bismillah, kami memulai prosesnya. Sampai pada proses cutting menggunakan cutter, aku sangat amat berusaha di bagian ini. Karena kartonnya tebal, ditambah tumpukan-tumpukannya yang tidak sedikit. Berlapis-lapis karton ku cutter sendirian. Meskipun ada teman lain yang membantu, tapi mereka tidak bisa memotong karton yang tebal itu. Tapi tidak apa, aku melakukannya dengan senang hati. Memang pada dasarnya aku suka melipat origami, jadi tidak masalah.

Akhirnya selesailah kami membuat properti. Tapi payungnya berakhir gagal, karena kebanyakan kami tempel selotip. Aku bertanggung jawab untuk ini, jadi kubuat lagi payungnya di rumah. Kebetulan tidak sengaja kutemukan tutorial yang lebih mudah.

Hari H Pensi

Hari H pentas seni, aku dan adikku berangkat dari rumah jam 9 ke gedung kesenian Miss Tjitjih (aku dan adikku bersekolah di tempat yang sama). Pakaian kami seperti pergi biasanya, padahal temanya adalah tahun 90-an. Ada hadiah juga untuk yang effort memakai pakaian 90-an. Aku berangkat dengan membawa dua payung dan alat-alat lainnya. Enaknya adikku, dia sudah tidak tampil, tidak jadi tim properti juga pula. Akhirnya ku manfaatkan lah itu untuk meminta tolong bawakan payung. Aku bawa satu payung, dia juga bawa satu payung.

Sampai di gedung kesenian Miss Tjitjih, sudah ramai ternyata. Saat pertama kali masuk ke gedungnya, kami disambut dengan dua ondel-ondel, lucu deh. Beberapa temanku juga sudah datang. Aku langsung memberikan dua payung itu ke temanku yang standby di backstage. Lalu bersama teman-teman menaruh tas di kursi penonton yang sudah disediakan. Kami sudah diberitahu kalau kelas 9 dan 8 putri duduk di kursi atas. Sementara kelas 9 dan 8 putra dibawah, juga kelas 7 baik putra dan putri. Di Miss Tjitjih ini ada dua tingkat tempat duduk. Di bawah dan atas, tapi jumlah kursi yang di atas hanya sedikit. Hanya ada tiga saf. Karena aku kelas 9, jadi kami duduk di atas.

Masuk Teater

Jam 9.30 kami sudah memasuki teater untuk pembukaan dan acara. Setelah sebelumnya gladi penataan dan bloking di panggung. Oh iya, selama di dalam teater kami tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dan minuman. Jadi tas diperiksa dan minuman ditaruh diluar teater. Pengalaman pertama kali nonton teater, ternyata mirip bioskop. Bedanya di bioskop kita menonton film, sedangkan di teater menonton adegan dialog dan percakapan (bukan film). Bioskop juga diperbolehkan membawa makanan dan minuman, teater tidak diperbolehkan. Tapi selain itu, semuanya sama. Tapi aku suka dengan desainnya gedung kesenian Miss Tjitjih.

Let’s Go Back To 90’s

Setelah pembukaan dan sambutan, penampilan dimulai. Awalnya kukira penampilannya sesuai urutan kelas. Antara dari kelas 7 atau 9 dulu. Ternyata di acak dan ada penampilan dari ekstrakulikuler. Yaitu marawis, tari, band, dan english club. Kami diberikan jadwalnya, agar bisa persiapan sebelum itu. Giliran kelasku lumayan sore, di akhir-akhir. Tapi aku menikmati semua penampilannya. Oh iya, tema penampilan kali ini adalah ‘Romanticize Our Half Century, Let’s Go Back To 90’s’. Acara ini juga dibuat untuk merayakan ulang tahun setengah abad sekolahku. Yang 50 tahun berdiri. Kebetulan angkatanku adalah angkatan 50. (Auto merasa keren menjadi angkatan 50).😅

Aku dan teman-temanku duduk di kursi barisan paling atas. Tapi walaupun di paling atas, kami tetap bisa menonton semua penampilan dengan jelas. Tidak ku sangka, ternyata para guru perempuan juga ikut meramaikan dengan ikut menampilkan tarian daerah. Sedangkan guru laki-lakinya bernyanyi bersama. Kaget nya lagi, tariannya sangat bagus, padahal hanya beberapa orang. Jujur, penampilan yang paling kusuka adalah tarian para guru perempuan. 

Penampilan Kelasku

Matahari sudah mulai turun, jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Giliran kelasku untuk bersiap-siap tampil. Karena tampil jam 15.05, sebelum jam 15.00 para perwakilan kelasku sudah mulai latihan. Hingga akhirnya tibalah saatnya, penampilan dari 9A. Aku hanya membantu foto dan video. Sambil was-was payung buatanku tidak copot atau rusak.😅

Selesai penampilan kelasku, masih ada dua kelas lagi ternyata yang belum tampil. Kelasku tampil ketiga dari paling akhir. Setelah semua kelas sudah tampil, kami penutupan. Sayangnya aku tidak ikut penutupan, karena sedang sholat ashar. Takut keburu kehabisan waktu sholat. Karena acaranya sampai jam 5. Setelah penutupan selesai, aku juga sudah selesai sholat. Aku dan teman-teman yang sholat kembali ke teater untuk mengambil tas. Ternyata teater atas sudah kosong. Sudah pada turun semua, tinggal tas kami yang masih disana. Setelah ambil tas kami turun dan pulang. Yey.😁

Para pembaca gimana? Sudah pernah nonton di teater Miss Tjitjih? Tinggalkan komentar ya, jangan lupa baca ceritaku yang lain!

Terima kasih sudah membaca ceritaku. Semoga menghibur dan bisa menjadi inspirasi. Jangan lupa kasih komentar dan share ceritaku ya! Terima kasih
Logo anbita

Anbita

Hai, aku narablog cilik. Blog Anbita berisi tulisanku tentang cerita dan pengalaman.

Baca Juga

Copyright @2023 | Anbita